Sabtu, 13 Juli 2013

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI DALAM SISTEM PERNAFASAN DAN KARDIOVASKULER


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).  Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
Saluran pernapasan bagian atas:
a. Hidung, proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung.
b. Faring
c. Laring, merupakan saluran pernapasan setelah faring.
d. Epiglotis, merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses menutup.
Saluran pernapasan bagian bawah:
a. Trakhea, merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima.
b. Bronkhus, merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronchus kanan dan kiri.
c. Bronkiolus, merupakan saluran percabangan setelah bronchus.
d. Alveoli, merupakan kantung udara tempat terjadinya pertukaran oksigen dengan karbondioksida.
e. Paru-Paru (Pulmo), Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan.
Proses Oksigenasi
1.      Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.  Complience merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
ü  Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer
ü  Adanya kondisi jalan napas yang baik
ü  Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.

2.      Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dialveoli dengan kapiler paru dan co2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu luasnya permukaan paru, tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial (keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan). Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 (hal ini sebagai mana O2 dari alveoli masuk kedalam darah oleh karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis, masuk dalam darah secara difusi).
3.      Transfortasi Gas
Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan Co2 jaringan tubuh ke kapiler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu curah jantung (kardiak output), kondisi pembuluh darah, latihan (exercise), perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan (hematokrit), serta eritrosit dan kadar Hb.

Jenis Pernapasan
Ø  Pernapasan Eksternal
Pernapasan eksternal merupakan proses masuknya O2 dan keluarnya CO2 dari tubuh, sering disebut sebagai pernapasan biasa. Proses pernapasan ini dimulai dari masuknya oksigen melalui hidung dan mulut pada waktu bernapas, kemudian oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, lalu oksigen akan menembus membrane yang akan diikat oleh Hb sel darah merah dan dibawa ke jantung. Setelah itu, sel darah merah dipompa oleh arteri ke seluruh tubuh untuk kemudian meninggalkan paru dengan tekanan oksigen 100 mmHg.



Ø  Pernapasan Internal
Pernapasan internal merupakan proses terjadinya pertukaran gas antar sel jaringan dengan cairan sekitarnya yang sering melibatkan proses  Semua hormon termasuk derivate catecholamine dapat melebarkan saluran  pernapasan.
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen tidak tetap, sewaktu-waktu tubuh memerlukan oksigen yang banyak, oleh karena suatu sebab. Kebutuhan oksigen dalam tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan, latihan, emosi, gaya hidup dan status kesehatan.
·         Lingkungan
Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal tersebut  mengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon demikian menyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat
·         Latihan
Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.
·         Emosi
Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga kebutuhan oksigen meningkat.
·         Gaya Hidup
Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebab merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun.
·         Status Kesehatan
Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya, orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

Gangguan Oksigenasi
Permasalahan dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun fisiologis dari organ-organ respirasi. Permasalahan dalam pemenuhan tersebut dapat disebabkan adanya gangguan pada sistem tubuh lain, misalnya sistem kardiovaskuler.

 Gangguan pada sistem respirasi dapat disebabkan diantaranya oleh peradangan, obstruksi, trauma, kanker, degeneratif dan lain-lain. Gangguan tersebut akan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan-gangguan respirasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu gangguan irama/frekuensi pernapasan, insufisiensi pernapasan dan hipoksia.

Kebutuhan Dasar Personal Hygiene



*      Pengertian
Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena bila menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, yaitu :Personal yang artinya perorangan
Hygiene yang berasal dari mitologi Yunani purba yaitu : Hygiene yang berarti dewi kesehatan bangsa Yunani à Hygiene yaitu : sehat.
Jadi :
Personal Hygiene atau kebersihan perorangan, adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

*      Tujuan Perawatan Personal Hygiene
1.      Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
2.      Memelihara kebersihan diri seseorang.
3.      Memperbaki personal hygiene yang kurang
4.      Pencegah infeksi/penyakit
5.      Meningkatkan kepercayaan diri seseorang
6.      Menciptakan keindahan

*      Macam-Macam Personal Hygiene
1.      Perawatan kulit kepala dan rambut
Kulit berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya.
2.      Perawatan mata, hidung, telinga
Perhatian khusus diberikan untuk membersihkan mata, hidung, dan telinga selama pasien mandi. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk mata karena secara terus – menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Normalnya, telinga tidak terlalu memerlukan pembersihan.
3.      Perawatan  kuku, kaki dan tangan
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
4.      Perawatan  genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.
5.      Perawatan  kulit seluruh tubuh
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.


6.      Perawatan  rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar higienisperawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar higyene rambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila kondisi mengizinkan. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri harus dimotivasi untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari.

*      Jenis personal hygiene berdasarkan waktu pelaksanaannya
ü  Perawatan dini hari
ü  Perawatan pagi hari
ü  Perawatan siang hari  
ü  Perawatan menjelang tidur

*      Faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene :
ü  Body image/citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
ü  Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pada personal hygiene.



ü  Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
ü  Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada klien/pasien penderita diabetes mellitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
ü  Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan.
ü  Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
ü  Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

*      Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
1.      Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan yang baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
a.       Gangguan integritas kulit.
b.      Gangguan membran mukosa mulut
c.       Infeksi pada mata dan telinga
d.      Gangguan fisik pada kuku
2.      Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah :
a.       Gangguan kebutuhan rasa nyaman
b.      Kebutuhan mencintai dan dicintai
c.       Kebutuhan harga diri
d.      Aktualisasi diri

e.       Gangguan interaksi sosial

KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR

KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT DAN TIDUR

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.
Istirahat berarti suatu keadaan tenang,releks,santai,tanpa tekanan  emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat
kesadaran yang bervariasi,perubahan proses fisiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari. 
Aktivitas tidur diatur dan dikontrololeh dua system pada batang otak, yaitu : Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR). RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran; memberi Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin,sedangkan pada saat tidur terjadi pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008)
Ritme sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia,bioritme ini dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan, gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah, temperature,sekresi hormon,metabolism dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme tersebut paling rendah

 Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye
movement(NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2008).

1. Tidur NREM. tidur NREM disebut juga
sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh
orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan
orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap
(I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV
disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau delta sleep).

2. Tidur REM. Tidur REM biasanya terjadi
setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak
tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur
REM,otak cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap
individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.
Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM dan REM.
Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap
orang biasanya melalui emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus
tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit.
Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I
REM muncul sesudahnya dan berlangsung selama 10 menit
.
Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit,
lingkungan,kelelahan,gaya hidup,stress emosional,stimulan dan alcohol,diet, merokok,dan motivasi.

Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi
1.      Insomnia
Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Gangguan tidur ini umumnya ditemui pada
individu dewasa. Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena factor mental seperti perasaan gundah atau gelisah. Ada tiga jenis insomnia:
Insomniainisial : Kesulitan untuk memulai tidur.
Insomnia intermiten : Kesulitan untuk tetaptertidur karena seringnya terjaga.
Insomnia terminal : Bangun terlalu dini dan sulit untuktidur kembali.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi insomniaanatara lain misalnya: membaca, mendengarkan musik,dan tidur jika benar-benarmengantuk.

2  Parasomnia
Parasomnia adalah perilaku yang dapatmengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadipada anak-anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga (misalnya: tidur berjalan, night terror), gangguan transisi bangun-tidur (misalnya: mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM (misalnya: mimpiburuk),dan lainnya (misalnya: bruksisme).

3.  Hipersomnia
Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yangberkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan olehkondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atauginjal, atau karena gangguan metabolisme (misalnya: hipertiroidisme). Padakondisi tertentu, hipersomnia dapat digunakan sebagai mekanisme koping untukmenghindari tanggung jawab pada siang hari.

4.   Narkolepsi
Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang munculsecara tiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangantidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karenakerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnyaperiode tidur REM. Alternatife pencegahannya adalah dengan obat-obatan,seperti: amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan antidepresan seperti imipramin hidroklorida.

5.  Apnea saat tidur
Apnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinyanafas secara periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orangyang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatupberlebihan pada siang hari, sakit kepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.




Kamis, 04 Juli 2013

KONSEP KEAMANAN DAN PASIEN SAFETY



KONSEP KEAMANAN DAN PASIEN SAFETY

KONSEP KEAMANAN
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya.
Jenis keamanan
1.      keamanan fisik
2.      keamanan informasi
3.      keamanan komputer
4.      keamanan finansial
Konsep keamanan
Beberapa konsep terjadi di beberapa bidang keamanan.
a.       risiko - sebuah risiko adalah kemungkinan kejadian yang menyebabkan kehilangan
b.      ancaman - sebuah ancaman adalah sebuah metode merealisasikan risiko
c.       countermeasure - sebuah countermeasure adalah sebuah cara untuk menghentikan ancaman
d.      pertahanan dalam kedalaman - jangan pernah bergantung pada satu pengatasan keamanan saja.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keselamatan & Keamanan
1)      Usia
2)      Tingkat kesadaran
3)      Emosi
4)      Status mobilisasi
5)      Gangguan persepsi sensori
6)      Informasi / komunikasi
7)      Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
8)      Keadaan imunitas
9)      Ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi sel darah putih
10)  Statrus nutrisi
11)  Tingkat pengetahuan
2. Macam-macam Bahaya / Kecelakaan
·         Di Rumah
-          Tersedak
-          Jatuh
-          Tertekan alat-alat rumah tangga
-          Tersiram air panas
-          Jatuh dari jendela / tangga
-          Terpotong
-          Luka tusuk / gores
-          Luka bakar
-          Tenggelam
-          Terkena pecahan kaca
-          Terkunci dalam kamar
-          Jatuh dari sepeda
-          Keracunan
·         Di Rumah Sakit
-          Mikroorganisme
-          Cahaya
-          Kebisingan
-          Temperatur
-          Kelembapan
-          Cedera / jatuh
-          Kesalahan prosedur
-          Peralatan medik
-          Radiasi
-          Keracunan inhalasi
-          Elektrik syok
-          Asfiksia dan kebakaran
3. Pencegahan Kecelakaan di Rumah Sakit
a)      Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri sendiri dari kecelakaan.
b)      Menjaga keselamatan pasien yang gelisah selama berada di tempat tidur
c)      Menjaga keselamatan klien dari infeksi dengan mempertahankan teknik aseptik, menggunakan alat kesehatan sesuai tujuan.
d)     Menjaga keselamatan klien yang dibawa dengan kursi roda
e)      Menghindari kecelakaan seperti : Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
f)       Mencegah kecelakaan pada pasien yang menggunakan alat listrik misalnya suction, kipas angin, dan lain-lain.
g)      Mencegah kecelakaan pada klien yang menggunakan alat yang mudah meledak seperti tabung oksigen dan termos.
h)      Memasang lebel pada obat, botol, dan obat-obatan yang mudah terbakar
i)        Melindungi semaksimal mungkin klien dari infeksi nosokomial seperti penempatan klien terpisah antara infeksi dan non-infeksi
j)        Mempertahankan ventilasi dan cahaya yang adekuat
k)      Mencegah terjadinya kebakaran akibat pemasangan alat bantu penerangan
l)        Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi
m)    Menyiapkan alat pemadam kebakaran dalam keadaan siap pakai dan mampu menggunakannya.
n)      Mencegah kesalahan prosedur : identitas klien harus jelas.

PASIEN SAFETY
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan “Patient safety” adalah
1.            Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2.            Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit thdp pasien dan masyarakat;
3.            Menurunnya KTD di RS
4.            Terlaksananya program-program pencegahan shg tidak terjadi pengulangan KTD. 
Langkah langkah kegiatan pelaksanaan pasien safety adalah
a.       Di Rumah Sakit
§  Rumah sakit agar membentuk Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dengan susunan organisasi sebagai berikut: Ketua: dokter, Anggota: dokter, dokter gigi, perawat, tenaga kefarmasian dan tenaga kesehatan lainnya.
§  Rumah sakit agar mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal tentang insiden
§  Rumah sakit agar melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) secara rahasia
§  Rumah Sakit agar memenuhi standar keselamatan pasien rumah sakit dan menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit.
§  Rumah sakit pendidikan mengembangkan standar pelayanan medis berdasarkan hasil dari analisis akar masalah dan sebagai tempat pelatihan standar-standar yang baru dikembangkan.

b.      Di Provinsi/Kabupaten/Kota
§  Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit di wilayahnya
§  Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
§  Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit

c.       Di Pusat
o   Membentuk komite keselamatan pasien Rumah Sakit dibawah
o   Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia
o   Menyusun panduan nasional tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit
o   Melakukan sosialisasi dan advokasi program keselamatan pasien ke Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota, PERSI Daerah dan rumah sakit pendidikan dengan jejaring pendidikan.
o   Mengembangkan laboratorium uji coba program keselamatanpasien.
Aspek hukum terhadap “patient safety” atau keselamatan pasien adalah sebagai berikut
UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit
1.      Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
A.     Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
B.     Pasal 32n UU No.44/2009
“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit.
C.     Pasal 58 UU No.36/2009

1.      “Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam Pelkes yang diterimanya.”
2.      “…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”

2.      Tanggung jawab Hukum Rumah sakit
a.       Pasal 29b UU No.44/2009
”Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit.”
b.      Pasal 46 UU No.44/2009
“Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan tenaga kesehatan di RS.”
c.       Pasal 45 (2) UU No.44/2009
“Rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia.”

3.      Bukan tanggung jawab Rumah Sakit
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 Tentang Rumah sakit
“Rumah Sakit Tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan medis yang kompresehensif. “

4.      Hak Pasien
a.       Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
b.      Pasal 32e UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
c.       Pasal 32j UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan”
d.      Pasal 32q UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata ataupun pidana”

5.      Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
1.            Pasal 43 UU No.44/2009
1)            RS wajib menerapkan standar keselamatan pasien
2)            Standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
3)            RS melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite yang membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan oleh menteri
4)            Pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan ditujukan untuk mengoreksi system dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien.
Managemen patient safety
Pelaksanaan Patient Safety ini dilakukan dengan system Pencacatan dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi